PATICCA SAMUPPADA
(12 Mata Rantai)
Paticca berarti disebabkan oleh atau bergantung pada; Samuppada
berarti timbul atau asal. Karena itu, secara harfiah, Paticca Samuppada
berarti “ Sebab dan Akibat Yang Saling Bergantungan “.
Disini perlu kiranya selalu diingat bahwa, Paticca Samuppada hanya
merupakan suatu ajaran tentang proses kelahiran dan kematian, bukan
suatu teori mengenai asal mula kehidupan. Paticca Samuppada menguraikan
sebab musabab tumimbal lahir dan penderitaan, tetapi sama sekali
bermaksud menerangkan evolusi dunia.
Kebodohan ( Avijja ) adalah mata rantai atau sebab pertama
lingkaran kehidupan. Avijja mengaburkan semua pandangan benar.
Bergantung pada kebodohan tentang Empat Kebenaran Mulia timbul
kegiatan – kegiatan kehendak ( Sankhara ), baik yang bermoral atau
tidak bermoral. Kegiatan – kegiatan kehendak, apakah baik atau buruk,
yang berakar dalam kebodohan pasti akan menghasilkan akibatnya yang
hanya memperpanjang pengembaraan hidup. Namun demikian, perbuatan –
perbuatan baik tetap diperlukan untuk melenyapkan penderitaan hidup.
Bergantung pada kegiatan – kegiatan kehendak, timbullah kesadaran tumimbal – lahir ( Vinnana )
kesadaran ini menghubungkan kehidupan lampau dengan kehidupan
sekarang. Bersamaan dengan timbulnya kesadaran tumimbal – lahir, muncul
batin dan jasmani ( nama – rupa ). Enam indria ( salayatana ) merupakan akibat yang pasti dari batin dan jasmani. Karena enam indria, timbul kontak ( phassa ). Kontak menimbulkan perasaan ( vedana ).
Kelimanya ini, kesadaran, batin dan jasmani, enam indria, kontak
beserta perasaan, merupakan akibat perbuatan – perbuatan lampau dan
disebut segi pasif kehidupan.
Bergantung pada perasaan, timbul nafsu keinginan ( tanha ). Nafsu
keinginan menimbulkan kemelekatan ( upadana ). Kemelekatan merupakan
sebab bagi proses kamma ( bhava ), yang selanjutnya menjadi syarat bagi
kelahiran yang akan datang ( jati ). Kelahiran merupakan sebab yang
pasti dari usia tua dan kematian ( jara marana ).
Bila karena sebab timbul akibat, maka bila sebab berakhir, akibat
juga akan berakhir. Urutan balik Paticca Samuppada akan membuat
persoalan ini menjadi lebih jelas.
Usia tua dan kematian dimungkinkan karena adanya suatu organisme
psiko – fisik. Suatu organisme demikian harus dilahirkan ; karenanya,
usia tua dan kematian mensyaratkan kelahiran. Kelahiran itu sendiri
merupakan akibat pasti dari perbuatan – perbuatan lampau atau kamma.
Kamma disyarati oleh adanya kemelekatan yang disebabkan oleh nafsu
keinginan. Nafsu keinginan hanya dapat timbul di mana terdapat
perasaan. Perasaan merupakan akibat dari kontak mensyarati organ – organ
indria yang tak akan ada tanpa batin dan jasmani. Dimana terdapat
batin dan jasmani di sana terdapat suatu kesadaran. Kesadaran merupakan
akibat daripada kamma baik dan kamma buruk yang lampau. Melakukan
kebaikkan dan keburukkan adalah karena tidak ada pengertian benar
tentang segala sesuatu sebagaimana adanya ( kebodohan ).
Seluruh rumusan Paticca dapat diringkas sebagai berikut :
Dengan adanya kebodohan, timbul kegiatan – kegiatan kehendak.
Dengan adanya kegiatan – kegiatan kehendak, timbul kesadaran.
Dengan adanya kesadaran, timbul batin dan jasmani.
Dengan adanya batin dan jasmani, timbul enam landasan indria.
Dengan adanya enam landasan indria, timbul kontak ( kesan – kesan ).
Dengan adanya kontak, timbul perasaan.
Dengan adanya perasaan, timbul keinginan.
Dengan adanya keinginan, timbul kemelekatan.
Dengan adanya kemelekatan, timbul kamma.
Dengan adanya kamma, timbul kelahiran.
Dengan adanya kelahiran, timbul usia tua, kematian, kesedihan dan ratap tangis.
Dengan adanya usia tua, kematian, kesedihan dan ratap tangis timbul kelahiran kembali.
Demikianlah seluruh rangkaian penderitaan timbul. Dua yang pertama
dari dua belas mata rantai ini berhubungan dengan kehidupan lampau.
Delapan yang selanjutnya berhubungan dengan kehidupan sekarang,
sedangkan dua yang terakhir berhubungan dengan kehidupan yang akan
datang.
Berakhirnya kebodohan secara mutlak mengakibatkan berhentinya seluruh kegiatan kehendak.
Berakhirnya seluruh kegiatan kehendak mengakibatkan berhentinya kesadaran tumimbal lahir.
Berakhirnya kesadaran tumimbal lahir mengakibatkan berhentinya batin dan jasmani.
Berakhirnya batin dan jasmani mengakibatkan berhentinya enam landasan indria.
Berakhirnya enam landasan indria mengakibatkan berhentinya kontak.
Berakhirnya kontak mengakibatkan berhentinya perasaan.
Berakhirnya perasaan mengakibatkan berhentinya keinginan.
Berakhirnya nafsu keinginan mengakibatkan berhentinya nafsu kemelekatan.
Berakhirnya nafsu kemelekatan mengakibatkan berhentinya kamma.
Berakhirnya kamma mengakibatkan berhentinya kelahiran.
Berakhirnya kelahiran mengakibatkan berhentinya usia tua, kematian,
kesedihan, keluh kesah, kesakitan, kesedihan dan ratap tangis.
Berakhirnya usia tua, kematian, kesedihan, keluh kesah, kesakitan, kesedihan dan ratap tangis maka berakhirlah tumimbal lahir.
Demikianlah seluruh rangkaian penderitaan berakhir.
Proses sebab dan akibat terus berlanjut tanpa batas. Permulaan
proses ini tidak dapat ditentukan, karena tidak mungkin untuk
menyatakan di mana arus kehidupan ini mulai diliputi oleh kebodohan.
Tetapi bilamana kebodohan ini diubah menjadi pengetahuan dan arus
kehidupan ini dialihkan ke Nibbana – dhatu, maka terjadilah akhir proses
kehidupan atau samsara ini.
(Buddhism in Nutshell)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar