Senin, 03 Juni 2013

Dasa Paramita


Dasa Paramita
                                                                                                                                 
Dasa  Paramita berasal dari kata Dasa dan Paramita, dasa artinya sepuluh, sedangkan Paramita berasal dari istilah Parami dari kata parama yang artinya menyatakan pada kesucian, pelaksanaan yang mulia atau agung. Paramita merupakan factor yang perlu dikembangkan untuk mencapai kesucian. Semua Buddha, sebelum mereka mencapai kebuddhaan, melaksanakan paramita ini dengan sempurna. Dasa Paramita terdiri dari:

1. Dana: beramal, bermurah hati atau berderma. Dana ini dibagi menjadi empat yaitu; Amisedana: dana yang diberikan dalam bentuk materi, atau barang seperti uang, pakaian, bahan kebutuhan pokok, dsb, Dhammadana; beramal kebajikan yang diberikan dengan melaksanakan dan memberikan penerangan dhamma melalui kotbah. Dhammadesana merupakan amal kebajikan atau dana yang tertinggidan paling besar jasa dan pahalanya. Buddha bersabda “Sabbadanam Dhammadanam Jinati” artinya pengorbanan dan amal kebajikan yang tertinggi adalah persembahan kebenaran dhamma. Atidana yaitu mengorbankan ke kepentingan diri sendiri untuk mencapai cita-cita yang luhur, demi kepentingan umat manusia, contohnya usaha Pangeran Siddharta. Mahatidana yaitu amal kebajikan berupa pengorbanan jiwa  dan raga untuk mencapai cita-cita luhur, contohnya para pahlawan. (donor darah, ginjal, kornea mata, sum-sum tulang)
2. Sila: kemoralan, hidup dengan melaksanakan sila, hidup bersusila, melakukan perbuatan, ucapan dan mata pencaharian benar. Ada beberapa tingkatan sila, sesuai dengan orang yang melaksankannya, yaitu Pancasila, Buddhis; sila yang dilaksanakan oleh upasaka dan upasika dalam kehidupan sehari-hari. (sila umat awam), Atthasila, yaitu sila yang dilaksanakan oleh upasaka dan upasika pada hari-hari tertentu contohnya pada bulan gelap dan bulan terang, tanggal 1 dan 15 menurut lunar kalender. Dasasila dan Majjhimmasila: sila yang dijalankan oleh Samanera dan Samaneri. Patimokhasila: sila utama yang tertinggi tingkatannya dibadingkan sila lainnya. Menurut naskah pali, bagi mazab Theravada terdiri dari 227 sila dan menurut naskah sansekerta, untuk Bhikkhu mazab Mahayana terdiri dari 250 Sila.
3. Nekkhama: Menghindari diri dari nafsu indra. Sebagai umat Buddha sedapat mungkin mengendalikan indria kita. Nafsu kalau di turuti tidak ada puas-puasnya. Mengendalikan mata, mengendalikan telinga dan sebagainaya.
4. Panna: kebijaksanaan, mengetahui sebab dan akibat, mengerti keadaan dan sesuatu berdasarkan kebenaran. Melihat proses kehidupan ini dengan bijak, misalnya melihat keadaan diri kita atau orang lain yang menderita tanpa menyalahkan siapapun.
5. Viriya; berusahan dengan sekuat tenaga, tidak takut akan rintangan. Rintangan adalah sebagai cambuk untuk maju. Semangat adalah modal untuk menjalani hidup ini, bekerja keras.
6. Khanti adalah kesabaran. Sabar dalam menghadapi segala sesuatu. Mampu mengendalikan pikiran, sehingga kita bebas dari kekotoran batin.
7. Sacca adalah kebenaran,  benar dalam perbuatan, perkataan dan pikiran.
8.Adhitthana adalah tekad yang mantap, memutuskan sesuatu dengan tepat, dan berbuat sesuatu selesai pada waktunya. Tidak menunda-nunda pekerjaan.
9. Metta adalah cinta kasih tanpa keinginan memiliki, cinta kasih yang ditujukan kepada semua makhluk (31 alam kehidupan) tanpa membedakan bangsa, ras, agama dan sebagainya (cinta kasih yang universal)
10.Upekkha adalah batin yang tak tergoyahkan, batin yang terarah pada kebenaran Dhamma. Titik keseimbangan, tidak terpengaruh pada hal yang positif maupun yang negatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar