Peta adalah petunjuk arah,
dibuat untuk memandu agar orang mengetahui jalur sehingga tidak nyasar, dan juga mengetahui kondisi dan situasi di daerah tersebut agar kita dapat sampai tujuan dengan selamat.
Tetapi jangan lupa, situasi riilnya tidak selalu sama dengan di peta.
Bukankah jalan berlubang tidak ada dipeta, jembatan rusak tidak ada di peta, tanjakan dan turunan tidak ada di peta, orang menyeberang jalan tidak ada di peta, banyak anak kecil bermain tidak ada dipeta, binatang seliweran tidak ada di peta, jalan licin juga tidak ada di peta, apalagi batang pohon yang roboh.
Bukankah jalan berlubang tidak ada dipeta, jembatan rusak tidak ada di peta, tanjakan dan turunan tidak ada di peta, orang menyeberang jalan tidak ada di peta, banyak anak kecil bermain tidak ada dipeta, binatang seliweran tidak ada di peta, jalan licin juga tidak ada di peta, apalagi batang pohon yang roboh.
Artinya kita harus tetap berhati-hati dalam perjalanan walaupun sudah membawa peta.
Tetap fokus pada tujuan, fokus pada jalan yang dilalui, fokus pada saat ini, bukan hanya fokus dan terpaku pada peta. Dengan demikian kita tidak kaku dalam menggunakan peta.
Lihat peta sebentar, lalu fokus pada jalan. Lihat peta lagi sebentar, dan kembali fokus pada jalan. Bisa bayangkan apa yang terjadi jika dalam perjalanan kita lebih fokus pada peta? Bukan pada tujuan dan jalan?
Ibarat rakit, yang kita gunakan untuk menyeberangi sebuah sungai. Rakit hanya kita gunakan ketika kita perlu menyebrangi sungai. setelah sampai diseberang, rakit tersebut cukup kita sandarkan di tepi sungai, tidak perlu kita bawa kemana-mana; atau jika tidak, kita sendirilah yang susah-payah dan menemui banyak kesulitan yang menghabiskan energi dalam perjalanan.
Ilmu pengetahuan adalah peta, budaya adalah peta, adat istiadat adalah peta, agama dan kitab suci adalah peta. sebuah peta untuk mencapai tujuan sampai batas maksimal yang dapat dicapai seorang manusia.
Jika dengan memiliki peta justru membuat berkembangnya keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin, merugikan dan tidak berfaedah; maka lebih baik tinggalkan peta tersebut.
Untuk itu, marilah kita belajar menggunakan dan memahami "peta" dengan lebih bijak, agar dengan memiliki "peta" hidup kita lebih baik dari hari ke hari hingga akhirnya tercapai tujuan tertinggi.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga semua makhluk hidup berbahagia
Sadhu… sadhu… sadhu…
Somo Wibowo
Mempawah, Desember 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar