Jumat, 20 Januari 2017

Dhammayatra (Wisata Dhamma)

A.  Arti Dharmayatra
            1. Secara etimologi,  Dharmayatra terdiri dari dari dua kata yaitu  dhamma dan yatra. Dhamma artinya kebenaran, ajaran, suci, sedangkan Yatra artinya ditempat mana. Secara umum Dhammayatra artinya berziarah/berkunjung  ke tempat-tempat suci yang berhubungan dengan Buddha-dhamma.
       2.      Dharmayatra muncul pada abad ke III ketika Raja Asoka berkuasa di Jambudipa. Dalam Kitab Mahavastu dan Asokavadana  dikisahkan di ibukota Jambudipa yaitu Pataliputta berkuasa seorang Raja bernama Bindusara.
         3.      Raja memiliki banyak permaisuri dan 100 orang anak. Salah satu anak tersebut bernama Asoka yang memiliki penampilan, kekuatan yang luar biasa melampaui saudaranya.
4.      Karena keahlian yang dimiliki maka Asoka berambisi menjadi Raja untuk menggantikan ayahnya. Sebelum menjadi Raja Asoka telah membunuh 99 orang saudaranya, sehingga
ia berharap memiliki kerajaan yang utuh tanpa ada yang mengganggu.
5.      Hal ini terjadi setelah Sang Buddha Parinibbana, yaitu pada tahun 218 SM, dan empat tahun kemudian Asoka dinobatkan menjadi Raja di Pataliputta. Ia telah menguasai Jambudipa.
6.      Sebagai seorang Raja ia memerintah dengan keras dan ia dipandang sebagai Raja yang bengis serta kejam, sehingga ia dijuluki sebagai “CANDASOKA” (Asoka Jahat).
7.      Pada mulanya Raja Asoka tidak mengenal Buddha Dhamma, namun pada suatu hari selagi Raja berdiri didekat sebuah jendela, ia melihat seorang pertapa yang tenang sekali, yaitu Samanera Nigroda, putra dari Sumana, kakak tertua dari semua Raja Bindusara. Dengan kata lain Samanera Sumana adalah kemenakan Raja asoka sendiri.
8.      Raja Asoka mengundang Samanera Sumana ke istananya. Di istana Samanera membabarkan Appamanavagga(khotbah tentang segala hal tanpa batas) kepada Raja yang akhirnya Raja Asoka menjadi umat Buddha. Sejak menjadi umat Buddha Raja melakukan banyak berdana dan hal-hal baik lainnya.
9.      Menurut Kitab Mahavamsa, Raja Asoka menjadi umat Buddha karena bertemu dengan Samanera Sumana, sedangkan menurut Kitab Asokavadana Raja bertemu dengan bhikkhu Samudra, dalam pertemuan tersebut bhikkhu Samudra menunjukkan kekuatan batin (abhinna) dengan cara melayangkan tubuhnya ke angkasa, setengah tubuhnya mengeluarkan api dan setengah tubuhnya yang lain mengeluarkan air, dan karena pertunjukkan inilah Raja menjadi umat Buddha.
10.    Setelah Raja Asoka menjadi umat Buddha selain berdana dan berbuat baik lainnya, ia juga banyak mendirikan vihara .
11.    Karena jasa perbuatan baik yang sangat banyak maka Raja Asoka dikenal dengan nama “Dhammasoka”(Asoka yang hidup sesuai dengan dhamma)
12.    Setelah mantap menjadi umat Buddha lalu ia dibimbing oleh bhikkhu Samudra dan bhikkhu Upagupta. Atas bantuan bhikkhu Upagupta Raja Asoka melakukan banyak ziarah ketempat-tempat yang ada hubungannya dengan kehidupan Sang Buddha.
  
B.  Manfaat Dhammayatra

1.    Manfaat yang didapat dari berdharmayatra sangat besar sekali. Karena berdharmayatra dengan disertai niat dan kemauan yang tulus  akan membantu dan menentukan kelahiran kita dialam yang penuh dengan kebahagiaan (terlahir disurga)
2.    Dalam Mahaparinibbana Sutta Sang Buddha menjelaskan dharmayatra kepada Ananda, sebagai berikut:  “ Ananda, bagi mereka yang dengan keyakinan kuat melakukan ziarah ke tempat-tempat yang ada hubungannya dengan dhamma, maka setelah meninggal dunia, mereka akan terlahir kembali di alam surga”.
3.    Ketika kita berada di tempat dhammayatra sebaiknya kita merenungkan sifat luhur dari Sang Buddha dan kita berusaha melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Tempat-tempat Dhamma

Dalam Mahaparinibbana-sutta, Sang Buddha berkata kepada Bhikkhu Ananda: "Ananda, ada empat tempat yang layak diziarahi oleh umat Buddha yang penuh keyakinan dan menginspirasikan kebangkitan spiritual dalam diri mereka. Empat tempat itu adalah:
a.  Taman Lumbini
        adalah tempat dimana Pangeran Siddharta dilahirkan dibawah pohon sala kembar pada tahun 623 SM, ketika ibunya dalam perjalanan kerumah neneknya ke Kerajaan Devadaha. Setelah sampai ditengah hutan Ratu Mahamaya bermaksud istirahat, lalu melahirkan seorang putra dengan posisi berdiri dibawah pohon sala kembar dengan tangan memegang ranting. Bayi yang baru lahir langsung bisa berjalan 7 langkah dimana bekas langkahnya tumbuh bunga teratai. Dilangkah terahir bayi tersebut langsung mengangkat tangan dengan berkata : “ Akulah pemimpin dunia ini, Akulah teragung didunia ini, Akulah tertua didunia ini, Inilah kelahiranku yang terakhir”.
        Di Taman Lumbini terdapat Pilar Asoka dan dibangun Vihara bernama Mayadevi

b. Buddha Gaya
                    adalah tempat dimana Pertapa Gautama menjadi Buddha pada tahun 588 SM, stelah bertapa selama 6 tahun dengan cara menyiksa diri. Pertapa Gautama bertapa dibawah pohon Bodhi (Ficus Religiosa). Ditempat ini telah dibangun Stupa Maha Bodhi dengan tinggi 170 kaki. Ketika bertapa Pertapa Gautama duduk beralaskan rumput pemberian seorang pemuda bernama Sothiya. Tempat duduk Pertapa Gautama yang terletak dibawah pohon bodhi disebut VAJRASANA. Dan diatas tempat inilah Pertapa Gautama bermeditasi hingga akhirnya menjadi Buddha.

c.   Taman Rusa Isipatana
adalah tempat dimana Sang Buddha membabarkan khotbah pertama kali kepada lima orang pertapa. Khotbah pertama ini dikenal dengan nama “Dhammacakkapavatthana Sutta = khotbah pemutaran roda dhamma yang pertama”. Isi khotbah ini tentang empat kesunyataan Mulia. Di tempat ini telah dibangun dua buah stupa oleh Raja Asoka yaitu Dhamek Stupa dan Dharmarajika stupa. Kedua stupa tersebut telah dirusak atau dihancurkan oleh Jagad Signh  dari Benares pada tahun 1794. Tidak jauh dari kedua stupa tersebut tepatnya sebelah utara dibangun MULAGANDHAKUTI yang berfungsi sebagai tempat kebaktian. Lalu sebelah baratnya didirikan Pilar asoka terletak persis dimana Sang Buddha membentuk Sangha pertama kali.

d.  Kusinara
adalah tempat dimana Sang Buddha Parinibbana(wafat) pada tahun 543 SM pada usia 80 tahun. Jenasah sang Buddha dikremasi pada hari ke delapan setelah kematiannya dengan tubuh dibungkus 500 lembar kain kafan dan dari manusia dan para dewa. Suatu keajaiban terjadi yaitu kain terluar dan kain terdalam diterbakar. Untuk mengenang Sang Buddha ditempat ini didirikan Mahaparinibbana Stupa dan Vihara dengan Buddha Rupang besar dengan posisi tidur. Untuk memperingati tempat dimana jasad Sang Buddha dikremasi maka dibangun Makutabandhana Cetiya (Stupa Kremasi).

Ke-empat tempat tersebut diatas telah disarankan oleh sang Buddha untuk dikunjungi. Tetapi setelah Sang Buddha Parinibbana, umat Buddha berdharmayatra bukan hanya ketempat-tempat yang dipandang penting oleh umat Buddha yang berhubungan dengan kehidupan Beliau. Tempat tersebut, antara lain:

1.   Rajagaha
        Adalah ibukota Magadha, yang diperintah oleh Raja Bimbisara. Kerajaan Magadha telah runtuh, namun tidak menyurutkan niat kita untuk mengunjungi karena disini masih terdapat bukit yang bernama Gijjhaguta atau puncak burung nazar. Dipuncak bukit ini Sang Buddha sering tinggal.
        Didekat bukit ini terdapat Goa satapani, yaitu tempat Sidang sangha pertama dimana bhikkhu Ananda mengulang Sutta Pitaka dengan dihadiri oleh 500 orang bhikkhu Arahat dipimpin oleh bhikkhu Maha Kassapa Thera.
 2.   Savatthi
Adalah ibukota Kerajaan Kosala. Ditempat ini terdapat vihara Jetavana yang didirikan oleh Anathapindika. Di Vihara ini terdapat Gandhakuti. Selain tempat tersebut masih banyak tempat di India seperti Nalanda, Vesali, Sankisa adalah tempat dimana Sang Buddha turun dari Surga Tavatimsa setelah mengajar dhamma di alam tersebut.

            Selain tempat-tempat tersebut, tempat-tempat lain yang berhubungan dengan Dhamma seperti Candi-candi dan Vihara-vihara juga merupakan tempat Dhammayatra, Karena walaupun tempat-tempat tersebut tidak berhubungan langsung dengan kehidupan Buddha, namun berhubungan dengan Dhamma dimana di tempat tersebut kita dapat mempelajari ajaran-ajaran Buddha baik melalui relief-relief atau yang lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar