1. Dari tepi Sungai Anoma, Pertapa Gotama pergi
ke Rajagaha tepatnya ke kebun mangga di Anupiya milik Raja Bimbisara.
Setelah tujuh hari berdiam di Rajagaha, lalu pada suatu pagi pertapa Gotama
berkeliling untuk mengumpulkan makanan (pindapata).
2. Dari Rajagaha pertapa Gotama meneruskan perjalanannya dan tiba ditempat pertapaan Alara Kalama. Ditempat ini Pertapa Gotama berguru kepada Alara Kalama dan dalam waktu singkat Pertapa Gotama sudah dapat menyamai kepandaian gurunya. Dari Alara Kalama Pertapa Gotama diajar cara-cara bermeditasi dan pengertian tentang Hukum Kamma/Karma dan Tumimbal lahir. Karena merasa dengan kemampuan ini masih belum terjawab tentang sebab musabab dari kelahiran, lalu Pertapa Gotama pergi meninggalkan gurunya yang pertama.
3. Selanjutnya Pertapa Gotama berguru kepada Uddaka Ramaputta (pada zaman itu terkenal sebagai pertapa yang paling pandai). Dari Uddaka Ramaputta pertapa Gotama mendapat pelajaran tentang cara bermeditasi yang paling tinggi sehingga mencapai keadaan “ Bukan Pencerapanpun bukan pencerapan”. Dari pelajaran ini pertapa Gotama belum puas, sebab ia belum mendapat jawaban tentang bagaimana mengakhiri usia tua, sakit dan meninggal.
2. Dari Rajagaha pertapa Gotama meneruskan perjalanannya dan tiba ditempat pertapaan Alara Kalama. Ditempat ini Pertapa Gotama berguru kepada Alara Kalama dan dalam waktu singkat Pertapa Gotama sudah dapat menyamai kepandaian gurunya. Dari Alara Kalama Pertapa Gotama diajar cara-cara bermeditasi dan pengertian tentang Hukum Kamma/Karma dan Tumimbal lahir. Karena merasa dengan kemampuan ini masih belum terjawab tentang sebab musabab dari kelahiran, lalu Pertapa Gotama pergi meninggalkan gurunya yang pertama.
3. Selanjutnya Pertapa Gotama berguru kepada Uddaka Ramaputta (pada zaman itu terkenal sebagai pertapa yang paling pandai). Dari Uddaka Ramaputta pertapa Gotama mendapat pelajaran tentang cara bermeditasi yang paling tinggi sehingga mencapai keadaan “ Bukan Pencerapanpun bukan pencerapan”. Dari pelajaran ini pertapa Gotama belum puas, sebab ia belum mendapat jawaban tentang bagaimana mengakhiri usia tua, sakit dan meninggal.
4. Pertapa Gotama kemudian pergi ke SENANIGAMA di URUVELA
dan ditempat inilah ia bergabung dan bertapa dengan Lima Orang Pertapa
lainnya (Kondanna, Mahanama, Bhadiya, Vappa, Assaji)
5. Bersama lima
orang pertapa ia berlatih dalam berbagai cara penyiksaan diri seperti:
menjemur diri diterik matahari pada waktu siang hari dan berendam
disungai dalam waktu yang sangat lama pada malam hari.
6. Kedua cara
ini masih belum berhasil, maka pertapa Gautama melakukan latihan yang
sangat keras lagi yaitu : merapatkan giginya dan menekan kuat-kuat
langit-langit mulutnya sehingga keringat mengucur keluar dari ketiaknya.
Demikian hebat sakit yang dideritanya sehingga dapat diumpamakan
sebagai orang kuat yang gagah perkasa memegang seorang yang lemah tidak
berdaya. Cara ini tidak berhasil .
7. Selanjutnya ia berpuasa dan
tidak makan atau minum sampai batas waktu tidak ditentukan sehingga
badannya kurus kering, namun tidak mendapatkan apa-apa.
8. Pertapa
Gautama merubah cara bertapa dengan mulai makan dan minum, sehingga
membuat badannya sedikit demi sedikit menjadi segar.
9. Atas bantuan
seorang anak penggembala domba bernama NANDA, pertapa Gautama berhasil
kembali bermeditasi dengan pikiran yang jernih.
10. Pertapa Gautama
menjadi sadar bahwa cara bertapa yang dilakukan adalah salah setelah
mendengar syair yang diucapkan oleh serombongan penari ronggeng. Bunyi
syair tersebut adalah:
“ Kalau tali gitar ditarik terlalu keras,
talinya putus. Kalau ditarik terlalu kendor maka suaranya akan lenyap.
Oleh karena itu tidak boleh terlalu keras dan tidak terlalu kendor”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar